Sabtu, 15 Desember 2012

BIOGRAFI HENDRY DUNANT

BIOGRAFI
 

Kehidupan Henri Dunant DunantJean Henri (8 Mei 1828-30 Oktober 1910) adalah studi di kontras. Ia dilahirkan dalam sebuah rumah kaya namun meninggal di sebuah rumah sakit, di usia pertengahan ia disandingkan ketenaran besar dengan total ketidakjelasan, dan sukses dalam bisnis dengan kepailitan, dalam usia tua ia benar diasingkan dari masyarakat Jenewa yang ia pernah hiasan dan meninggal di kamar sepi, meninggalkan bukti pahit. Bergairah kemanusiaan-Nya adalah satu konstan dalam hidupnya, dan Red Lintas monumen hidup nya.Jenewa rumah tangga di mana Henri Dunant lahir adalah agama, kemanusiaan, dan memikirkan kepentingan. Pada bagian pertama dari Dunant hidupnya terlibat cukup serius dalam kegiatan keagamaan dan untuk sementara waktu dalam bekerja penuh waktu sebagai wakil dari Young Men Christian

Jumat, 30 November 2012

kkpi




jenis printer Dot Metrik merupakan printer yang metode pencetakannya menggunakan pita. Cetakan yang dihasilkan terlihat seperti titik titik yang saling mengubungkan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil cetakan kurang halus dan juga kurang bagus. menurut sejarahnya jenis printer dot metrix ini pada awalnya menggunakan 9 Pin yang artinya dalam satu huruf akan dicetak dengan kombinasi dari 9 titik, kemudian semakin berkembang menjadi 24 pin dan tentunya dengan begitu hasil cetakan akan lebih halus.

Jenis printer Ink jet merupakan jenis printer yang metode pencetakannya menggunakan tinta cair. hasil cetak yang dihasilan oleh jenis printer Ink jet lebih bagus dan halus jika dibandingkan dengan jenis printer dot metrix, jenis printer ink jet ini juga bisa menghasilan hasil cetakan warna.
Jenis Laser Jet
Jenis printer laset jet merupakan jenis printer yang metode pencetakannya tinta bubuk atau yang biasa disebut toner dengan menggunakan perangkat infra merah. selain hasil cetak yang lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis printer dot metrix maupun ink jet, printer laser jet juga memiliki kecepatan pencetakan yang tinggi dan hasil cetaknya pun juga lebih cepat kering seperti pada hasil ceta pada mesin photo copy

A. Icon Perintah di Group Themes

  1. Margins: digunakan untuk mengatur batas teks di halaman dokumen.
  2. Orientation: digunakan untuk mengatur posisi kertas.
  3. Size: digunakan untuk mengatur ukuran halaman.
  4. Columns: digunakan untuk mengatur jumlah kolom teks.
  5. Breaks: digunakan untuk mengatur kontinuitas halaman maupun kolom teks.
  6. Line Numbers: digunakan untuk mengatur kontinuitas nomor baris teks.
  7. Hypenation: digunakan untuk memisahkan suku kata dengan tanda hubung secara otomatis.

C. Icon Perintah di Group Page Background

  1. Watermark : digunakan untuk memberikan efek tanda air di belakang teks.
  2. Page Color : digunakan untuk mengatur warna latar halaman.
  3. Page Borders : digunakan untuk mengatur garis tepi halaman.

D. Icon Perintah di Group Paragraph

Indent digunakan untuk mengatur batas teks sebelah kanan dan batas teks sebelah kiri. Menu Spacing digunakan untuk mengatur jarak antar paragraf, baik dengan paragraf sebelumnya (Before) maupun dengan paragraf sesudahnya (After).

 

 

E. Icon Perintah di Group Arrange

Position digunakan untuk mengatur posisi objek di dalam suatu halaman. Disini user disuguhi opsi yang instan, dimana user hanya perlu menyeleksi objek, masuk ke menu ini, dan pilih posisi objek yang diinginkan.
Berbeda dengan perintah Position, Wrap Text digunakan untuk mengatur posisi objek dalam kaitannya dengan paragraf teks.
Berbeda dengan Wrap Text, Bring Forward digunakan untuk untuk memposisikan suatu objek dengan objek lainnya saja
Berbeda dengan Wrap Text, Bring Forward digunakan untuk untuk memposisikan suatu objek dengan objek lainnya saja
Send Backward bekerja secara kontradiktif dengan Bring Forward. Icon Send Backward digunakan untuk mengirim objek terpilih ke belakang objek lainnya.

5. Selection Pane

User yang akrab dengan aplikasi grafis bernama lengkap Adobe Photoshop (PS & son, he he he) tentu tidak asing lagi dengan icon perintah yang satu ini. Meskipun berbeda nama, tapi fungsinya mirip dengan aplikasi berbasis bitmap tersebut.

6. Align

Perintah ini digunakan untuk mengatur posisi objek lepas. perintah ini tidak akan aktif bila objek terpilih berada di Wraping “In Line With Text”
Perintah Group digunakan untuk mengelompokkan beberapa objek menjadi satu grup. Bila beberapa objek akan dikelola dengan pengaturan yang sama tentu akan lebih efisien bila user memanfaatkan fasilitas ini.
Rotate digunakan untuk memutar, dan membalik suatu objek terpilih. Bila dalam suatu kasus, user ingin membuat gambar simetri lipat dari suatu

Minggu, 04 November 2012

pengusaha tempe di jepang


Kisah Sukses Pengusaha Tempe Indonesia di Jepang


Tokyo, Detij.com. Terlahir di kota kecil Grobogan, Jawa Tengah ternyata tidak menyurutkan semangat juang Rustono (43) untuk meraih mimpi besarnya. Siapa sangka bila seorang mantan bell boy Hotel Sahid Yogyakarta ini sekarang bisa sukses merintis usaha tempe di negeri sakura (Jepang) serta mendapatkan gelar khusus yakni The King of Tempe.
PENGUSAHA TEMPE DI JEPANG

Sabtu, 03 November 2012

minggat akhurnya sukses

Perjalanan hidup seorang pengusaha yang pantang menyerah, dari bangkrut,dikejar kejar rentenir,minggat dan akhirnya sukses.

REP | 26 April 2012 | 17:26 Perjalanan hidup seseorang bak roda yang berputar,kadang kita terlena ketika kita sedang berada diatas, dan seringnya kita berputus asa ketika kita sedang diuji dengan kegagalan dalam berusaha.Dulu,  ketika saya  baru pertama kali (benar benar terjun ke dunia usaha ) tidak butuh waktu lama dalam sebulan saya rugi  kisaran 200 juta rupiah…..barang saya dibawalari orang….hehehe..benar benar pengalaman yang sangat mahal dan berharga.Memang sangat pahit, bahkan sampai beberap minggu saya masih trauma. Trus apa karena hal ini kita berputus asa??? suadah tidak mau berusaha lagi???  TIDAKKKKKK !!!!!! pengalaman akan membawa kita jauuuh menjadi orang  yang lebih baik, ibaratnya kegagalan adalah ksuksesan yang tertunda. Disini saya ingin berbagi kisah dengan teman teman , kisah tentang pentingnya sikap ngeyel dan pantang menyerah serta tidak mudah berputus asa.
Teman saya ini sebut saja Handika, dia adalah anak yang cerdas dan pekerja keras, Sedari kecil dia hidup mandiri, meski tergolong dari keluarga tidak mampu dia berkeras untuk melnjutkan sekolah. Sewaktu SMP dia punya usaha bengkel tambal ban. Dengan penghasilan dari usaha ini dia bisa membayar uang SPP nya.Meski cerdas dia termasuk anak yang nakal dan bandel,ajdi gak heran dia sering bolos sekolah,tp dasar anak cerdas meski sering bolos dia masih dapt peringkat 3 besar dikelasnya.hehe
Selepas SMP dia langsung kerja jadi sopir angkot di Surabaya,tak lama dia menikah.Karena hasil angkot pas pasan, handika pulang kampung  kerja jadi Sopir pribadi Bos dompet(mengenai industri kecil dompet bisa lihat tulisan saya sebelumnya.Tugas dia disini ngantar hasil produk ke pasar turi surabaya,belum lama jadi sopir,dia dipercaya menjajakan produk dompet ini ke distributor kota 2 di jateng (menjadi sales). Dari Sales inilah jiwa wira usahanya tumbuh lagi.
Tidak lama dia sudah terkenal sukses jadi sales, bahkan pangsa pasarnya sudah sampai jakarta.Akhirnya dengan PD dia buka usaha sendiri.jadi dia memproduksi usaha ini sendiri, tapi tetap juga memasarkan produk milik bos  nya dulu dan bos bos yang lain.akhirnya usahanya berkembang pesat, tapi pesatnya usaha tidak diimbangi dengan peningkatan spiritulnya.Dia berteman dengan penjudi,dan  pemabuk.Selain itu dia juga suka berfoya - foya, akhirnya jadi besar pasang daripada tiang.Karena hobi buruknya ini dia jadi tidak fokus ke usahanya.Karena pengeluaran yg tidak terkontrol dia sering berhutang .Hutang hutangnya numpuk hampir  350 jutaan di rentenir , bpr ,juga ke bank umum.
Setiap hari ada saja orang yang datang mengih hutang, bahkan rumahnya pun dah mau disita bank.Karena sudah terjepit, sebulan setelah anak keduanya lahir,dia minggat.dia melarikan diri ke Sumatra,lalu pindah ke Jakarta.Di pelarianya inilah dia merasakan ujian sesungguhnya, dengan pantang menyerah dia masih menawarkan sample produknya dari distributor ke distributor.Jika distributor pesan,maka dia telepon ke adiknya di kampung minta dikirimi produk.Tanpa kenal lelah Handika terus keluar masuk pasar mancari agen atau distributor dompet.
Mungkin inilah yang dimaksud dengan jurus pamungkas “the power of kepepet”nya om Jaya setia budi (benar gak ya,klo salah sebut orang tolong diberitahu).heheheUsaha pantang menyerahnya akhirnya berujung. Suatu hari dia pergi menawarkan produknya,sambil bawa sampel dia keluar masuk pasar .Dan hari itu sampai siang dia belum dapat order,karena letih, dan panas serta  uang yang pas pasan dia istirahat di sebuah masjid. Selepas sholat duhur dia tidur tiduran di masjid.Lalu ada orang keturunan china yang datang menghampirinya (bapak ini habis sholat).Mungkin bapak ini kasihan kepadanya,Setelah berbincang agak lama, bapak ini meninggalkan kartu nama.Bapak tadi bagaikan malaikat penyelamat baginya, lewat beliau Handika dikenalkan denga saudara dan rekan bisnisnya yang jadi agen barang kerajinan.Dengan mudah dia masuk ke lingkungan bisnis mereka karena rekomendasi beliau.
Setelah itu, orderan yang masuk hampir seperti banjir saja..hehehe.adik nya yang dikampung sampai kewalahan mengirimi barang,sampa dia ambil barang milik pengusaha lain.Kurang dari dua tahun adiknya ini sudah menjadi salah satu orang terkaya dikampung. Dilain pihak hutang handika sedikit demisedikit dapat diangsur. di hari raya id’ ke empat setelah pelarianya , Handika telah pulang kampung dengan hutang yang tinggal sedikit.
Kini usahanya semakin maju saja.omset produknya hampir 400 juta seminggu diwaktu biasa, kalau momen lebaran atau tahun baru omsetnya bisa dua kali lipat.karyawanya hampir tujuh puluhan orang dari tenaga pemotong bahan,penjahit borongan,tenaga harian,tenaga sablon.dll.dia juga sudah punya gedung tempat produksi sendiri.dan kabar terakhir dia mau mencalonkan diri sebagai Kades tahun depan.

chauril tanjung anak singkong

Chairul Tanjung si Anak Singkong

OPINI | 11 July 2012 | 22:19


Chairul Tanjung kecil melalui hari-hari penuh keceriaan sebagai anak pinggiran kota Metropolitan. Bermain bersama teman-teman dengan membuat pisau dari paku yang digilaskan di roda rel dekat rumahnya di Kemayoran, adalah kegiatan seru yang menyenangkan. Juga bersepeda beramai-ramai di akhir pekan ke kawasan Ancol, sambil jajan penganan murah, buah lontar.
Kelas 1 hingga kelas 2 SD sekolah diantar jemput oleh Kak Ana, seorang sanak keluarga dari Sibolga, dengan naik oplet. Selanjutnya kelas 3 SD sudah bisa pulang-pergi sekolah sendiri.
Saat usia SMP, Bapaknya ( Abdul Gafar Tanjung ) yang saat itu telah mempunyai percetakan, koran, transportasi dll gulung tikar dan dinyatakan pailit oleh pemerintah karena idealismenya yang bertentangan dengan pemerintah yang berkuasa saat itu ( Soeharto). Sang ayah adalah Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting Sawah Besar. Semua koran Bapaknya dibredel. Semua aset dijual hingga tak memiliki rumah satu pun.
Mungkin demi gengsi, di awal-awal, Bapaknya menyewa sebuah losmen di kawasan Kramat Raya, Jakarta untuk tinggal mereka sekeluarga. Hanya satu kamar, dengan kamar mandi di luar yang kemudian dihuni 8 orang. Kedua orang tua Chairul, dan 6 orang anaknya, termasuk Chairul sendiri.
Tidak kuat terus-menerus membayar sewa losmen, mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Gang Abu, Batutulis. Salah satu kantong kemiskinan di Jakarta waktu itu. Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya, Halimah.
Ibunya adalah sosok yang jarang sekali mengeluhkan kondisi, sesulit apapun keadaan keluarga. Namun saat itu, Chairul melihat raut wajah ibunya sendu, tidak ceria dan tampak lelah. Setelah ditanya, lebih tepatnya didesak Chairul, Ibunya baru berucap : ”Kamu punya sedikit uang, Rul? Uang ibu sudah habis dan untuk belanja nanti pagi sudah tidak ada lagi. Sama sekali tidak ada”.
( Tidak diceritakan lebih jelas akhirnya mendapat solusi dari mana, namun kita bisa tahu bahwa di usia SMP, Chairul sudah menyadari bagaimana kesulitan orang tuanya, bahkan untuk makan sehari-hari. Dan Ibunya adalah sosok yang sangat tabah menjalani kerasnya kehidupan).
Menunggu Bapak Pulang demi Zakat Fitrah
Suatu hari malam takbiran saat saya masih kelas dua SMP. Was-was menunggu bapak yang belum juga pulang. Saya sendirian menunggu beliau di ujung gang seraya berdoa semoga  beliau kali ini membawa uang untuk zakat fitrah kami sekeluarga.
Nanar melihat euforia malam takbiran. Teman-teman sebaya sudah bergembira, beberapa di antaranya bahkan menyewa becak keliling kota.
Beberapa kali air mata ini sempat menetes, sangat sesak rasanya. Ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan memberi zakat, saya tolak. ”Ya Allah, kami masih kuat berdiri. Meski tidak punya uang, kami masih mampu mencari,” saya pikir.
Alhamdulillah, menit-menit terakhir menjelang shalat Id, bapak akhirnya pulang dan memberi sejumlah uang untuk membayar zakat kami sekeluarga.
Pukul 03.30  pagi saya bangunkan pengurus masjid yang tengah lelap dalam tidurnya dan menyerahkan uang itu. Setelah itu lega luar biasa. Langsung bergegas ke masjid untuk shalat Id meski tanpa pakaian baru seperti teman-teman lainnya. Allahu Akbar! Tuntas kewajiban kami, ya Allah!”
Tidak ikut Study Tour ke Yogyakarta
Kelas 3 SMP sebagaimana yang dilakukan di banyak sekolah, diselenggarakan acara study tour yang pengumumannya 2 bulan sebelum keberangkatan.
Pak A.G Tanjung ( bapaknya Chairul ) saat itu mengelola perusahaan transportasi milik kawannya, sehingga otomatis Chairul mengetahui proses kerja penanganan wisata. Maka ia pun dipercaya sebagai koordinator transportasi untuk acara study tour sekolahnya ke Yogya tersebut. Namun sampai tiba waktunya, ibunya tidak mempunyai cukup uang untuk membayar biaya study tour senilai Rp. 15.000,- sehingga dengan alasan ada kepentingan keluarga, Chairul tidak ikut berangkat dalam acara yang bahkan ia sendiri yang sibuk mengurus berbagai persiapan. Ia mengerjakan tugasnya sebagai koordinator dengan seksama dan melepas kepergian teman-temannya di halaman sekolah, dengan perasaan sakit yang disembunyikan serapat mungkin.
Menggadaikan Kain Halus Ibu sebagai Biaya Kuliah
Mendaftar di perguruan tinggi negeri adalah satu-satunya pilihan untuk bisa kuliah saat itu, karena belum banyak pilihan untuk melanjutkan di universitas swasta. Jika pun ada, biayanya sangat tinggi. Jadi jika tidak diterima di negeri, alamat jalan untuk melanjutkan pendidikan tertutup sudah. Tidak mungkin keluarganya dapat membayar biaya kuliah di perguruan tinggi swasta, apalagi semua anak-anaknya masih dalam masa pendidikan.
Maka, adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira saat melihat nama Chairul Tanjung termasuk di antara daftar siswa yang dinyatakan lulus UMPTN. Pulang dari tempat pengumuman di Parkir Timur Senayan, Chairul mengabarkan pada orang tuanya bahwa ia diterima di FKG. Sebuah kabar bahagia tentunya, disertai pemberitahuan lain berupa biaya kuliah di FKG-UI. Total Rp. 75.000,- yang rinciannya adalah Rp. 45.000 untuk biaya kuliah, dan 30.000 untuk biaya administrasi, uang jaket dsb.
Ibunya meminta waktu beberapa hari untuk menyiapkannya. Dan sesuai janji, beberapa hari kemudian Ibunya tersenyum sambil memberikan uang yang yang diperlukan. Maka tahun 1981 Chairul Tanjung tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Minggu awal masuk kuliah, Chairul didaulat menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa FKG-UI, atau mendapat julukan Jendral Angkatan”. Bisa jadi karena postur tubuhnya yang tinggi besar, dan tentu karena pengalaman berorganisasi dari SMP dan SMA yang telah dijalankannya.
Berinteraksi dengan para sahabat baru di kampus adalah hal baru yang menyenangkan tentunya. Meski mengaku sering makan di kantin CM ”Cepek Murah” Warung Toyib dengan nasi setengah porsi, sayur, tempe/tahu, semua terasa nikmat dan membuatnya bahagia.
Hingga suatu sore, ibunya, Ibu Halimah yang di kalangan tetangga dekat biasa dipanggil Mpok Limah, asli Cilandak, Sukabumi, Jawa Barat, berkata dengan terus terang kepadanya. Bahwa untuk ongkos kuliah ibunya harus pontang-panting mendapatkan uang. Dengan air mata, ibunya menatap sang anak sambil berucap ”Chairul, uang kuliah pertamamu yang ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu. Belajarlah dengan serius, Nak.”
Mendengar itu, bumi tempatnya berpijak seolah berhenti berotasi, ia lemas seperti tanpa darah. Bisa dibayangkan, baru menikmati keceriaan bertemu teman-teman baru, tiba-tiba mendengar berita menyedihkan itu. Chairul mengaku terpukul, shock. Bukan untuk putus asa dan menyerah terhadap keadaan, namun sebaliknya. Dari situlah ia bertekad untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tuanya. Ia harus bisa memenuhi semua keperluan kuliah dengan usahanya sendiri.
Lima Belas Ribu Pertama dalam Hidup Chairul
Di FKG-UI banyak sekali praktikum, dari membuat gigi palsu menggunakan wax ( lilin), gipsum, dsb. Ada buku praktikum sekitar 20 halaman yang harus diperbanyak ( difotocopy) oleh mahasiswa sebagai pedoman wajib.
Di lingkungan Salemba Raya, bertebaran tukang foto kopi dengan ongkos per lembar Rp. 25,- sehingga diperlukan total Rp. 500,- untuk mendapatkan buku tersebut.
Nah, Chairul mempunyai teman SMP yang orang tuanya memiliki usaha percetakan di Jl. Bango V No. 5, Senen. Namanya Bravo Printing. Usaha percetakan milik Pak Surya itu dijalankan oleh Pak Surya sendiri beserta anak-anaknya Toni, Hardi Surya, Beni ( teman Chairul).
Maka Chairul datang ke percetakan itu meminta tolong pada Hardi Surya ( kakak kelas Chairul di SMP juga ), dan disanggupi dikerjakan dengan harga Rp 150. Dikerjakan dulu, dibayar setelah selesai.
Maka, peluang usaha mulai dilihatnya. Esoknya, Chairul menawarkan jasa cetak diktat dengan harga Rp.300, lebih hemat tentunya dibanding harga pasar yang Rp. 500,-. Singkat cerita, ada 100 orang temannya yang mendaftar mencetak di Chairul, dan otomatis ia mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 15.000,-
Sebuah keuntungan yang diperoleh dengan proses sangat mdah, dengan hanya berbekal jaringan dan kepercayaan.
Uang keuntungan usaha yang baru pertama kali diterimanya sebesar 15.000 itu dirasakan Chairul sebagai momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya.
Puluhan ribu berikutnya, ratusan ribu dan jutaan berikutnya bukan perkara sulit jika semangat dan kepercayaan bisa terus dijaga. Sejak itu hidupnya terasa lebih mudah.
Dari 15.000 itu kemudian ia terkenal ke seantero kampus sebagai pengganda diktat yang murah. Awalnya ia mendapat tempat fotocopy murah di daerah Grogol ( Rp. 15,-/lembar dan karena memberi order banyak didiscount menjadi Rp.12,5/lembar). Dosen dan teman-teman lintas jurusan kerap menitipkan fotocopy padanya. Praktis nyaris tiap hari ia mondar-mandir Grogol-Salemba dengan bajaj mengangkut diktat-diktat yang difotocopy dibantu beberapa orang sahabatnya.
Berikutnya karena merasa lama-lama kerepotan mondar-mandir sementara iapun harus mengikuti jam perkuliahan dan menjalankan berbagai praktikum, ia mengajukan permohonan memanfaatkan ruang kosong di bawah tangga untuk menempatkan mesin foto copy.
Dan berkat hubungan baik dengan hampir semua dosen, karyawan bahkan rektor UI, ijin itu mudah didapatkan.
Lalu Chairul meminta pemilik mesin fotocopy itu membuka counter di bawah tangga di fakultasnya di Salemba. Ia mendapat marketing fee sebesar Rp.2,5,-/lembar. Dan setiap sore, Chairul tinggal datang ke tempat fotocopyan sambil meminta setoran layaknya bos…:)
( Kita semua pasti akan turut tersenyum terhibur membacanya…bangga dan haru…)
Demikianlah naluri bisnisnya kian terasah. Dari mulai usaha fotocopy, merambah ke bisnis alat-alat kesehatan sebagai salah satu kebutuhan pokok mahasiswa kedokteran gigi. Lalu masuk mencoba bisnis di luar kampus meski diakhiri cerita kebangkutan dengan ditutup tokonya.
Namun bangkit lagi dengan usaha jual-beli mobil bekas, bengkel reparasi mobil, kontraktor kecil-kecilan, dst dll.
Tahun 1984, di masa kuliah tahun ke 4 (usia 22 tahun) Chairul telah berhasil membeli mobil Honda Civic warna coklat keluaran tahun 1976 seharga 3,6 juta. Dan tahun 1986 berganti Honda Accord keluaran tahun 1981.
Perolehan itu menunjukkan bahwa ia telah berhasil mewujudkan tekadnya untuk tidak meminta biaya kuliah pada orang tuanya, sekaligus juga telah mulai menuai hasil usahanya dengan kerja keras dan kerja cerdas tersebut. Sebuah prestasi yang membanggakan setiap orang tua tentunya.
Begitulah Chairul….sambil tekun menjalankan usahanya, ia juga paralel dengan aktif di berbagai kegiatan organisasi kampus dan aktifitas sosial. Semua dijalankan secara seimbang dan bersamaan.
Hingga di usia dewasa Chairul terus memperluas jalinan silaturahim ke berbagai kalangan, berani mempelajari aneka bisnis baru dan mencari jalan untuk menjalankan dengan sebaik-baiknya. Gabungan antara kerja keras, menjaga kepercayaan, mengedepankan kejujuran dan etika bisnis, tak pernah berhenti belajar dan disertai dengan doa terbaik tentunya.
Pak Chairul Tanjung, sesosok pengusaha besar nasionalis yang sangat diperhitungkan di negeri ini, termasuk bagi Pak Dahlan Iskan yang saat itu sempat mengirimkan sms menawarkan penjualan saham Garuda sebagaimana yang sempat diceritakan oleh Pak Dis sendiri di Manufacturing Hope beberapa waktu lalu. Beliau mungkin telah menggenggam berbagai cerita kesuksesan hari ini yang adalah hasil jerih payah dan kerja kerasnya yang dimulai sangat dini.
Tempaan hidup berupa kemiskinan, seringkali menjadikan seseorang menjadi tangguh, berkarakter dan berkepribadian.
Lalu, jika sebagian kita yang Alhamdulillah mungkin tak sampai harus mengalami kelaparan sebagaimana Pak Chairul Tanjung, dan Pak Dahlan Iskan di masa kecil……dapatkah kita mempunyai semangat juang yang sama dengan mereka semua?
Sejauh mana usaha dan kerja keras kita hari ini? Dapatkah kita menggembleng anak-anak kita untuk menyadari bahwa tugas di pundak mereka adalah menjadi manusia-manusia bermanfaat di hari depannya kelak?
Pertanyaan-pertanyaan yang tak mudah menjawabnya. Pun adalah pekerjaan yang tidak segampang mengatakannya. Yang pasti…harus terus kita nyalakan api semangatnya….agar setidaknya kita tahu apa yang harus kita lakukan hari ini, esok dan lusa.



preman pngsha jamur yang sukses


Kisah Seorang Preman Yang Kini Menjadi Pengusaha Sukses

Sukses adalah hak setiap orang. Seperti apa pun latar belakang seseorang bila tekun menjalani sebuah usaha, tinggal menunggu waktu pasti akan menjadi pengusaha sukses juga. Setidaknya hal itu dialami Kaiman, warga Prigen Pasuruan Jawa Timur.
Pria yang telah menginjak usia kepala lima itu, dulunya adalah seorang yang berkutat di dunia hitam. Bertahun-tahun ia hidup sebagai pencuri, parampok. Ia bahkan dikenal sebagai salah seorang preman di wilayahnya.
Seiring waktu berjalan, ia pun sadar dan bangkit dari dunia kejahatan itu. Dari sanalah ia mulai menata hidupnya. Tahun 2003 dia ke Bandung karena di sana ia pernah melihat ada usaha budidaya jamur yang sepertinya bisa dikembangkan di desanya.
Ia pun belajar pada seseorang bagaimana teknik membuat jamur dari awal sampai akhir. Merasa bisa melakukan sendiri, ia pun mencobanya di rumah. Melewati proses trial and eror, ia akhirnya berhasil membuat jamur tiram dan kuping.
Saat ini berhasil melepas ke pasar, permintaan pun mulai melonjak. Saat itu ia kemudian bergabung menjadi anggota Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna.
Ia sengaja ingin bergabung supaya mendapatkan pelatihan tambahan baik secara teknis pembuatan jamur agar lebih baik sekaligus teknik marketing.
Usaha makin  berkembang pesat. Bahkan, tidak hanya menjual jamur saja tapi juga bibitnya.  Saat ini bibit jamur hasil produksinya menjadi langganan dari pembeli di Bali sampai Kalimantan.
 Saat ini, omset usahanya mencapai Rp 350 sampai Rp 400 juta per bulan, dengan labanya sekitar 25-30 persen. Dan dia pun menarik 40 teman temannya ketika di dunia hitam menjadi karwayan. “Setelah bekerja di sini mereka kembali lurus dan tak pernah melakukan kejahatan lagi,” tutupnya.

Rabu, 31 Oktober 2012

inspirasi kebab baba rafi



Hendy setiyono,inspirasi kebab baba rafi

Satu lagi anak muda Surabaya menorehkan prestasi besar. Dia adalah Hendy Setiono, presiden direktur Kebab Turki Baba Rafi. Prestasinya tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga di mancanegara. Mengapa?
Wajah dan penampilannya masih layaknya anak muda. Siang itu, dia berkemeja batik cokelat dipadu celana hitam. Cukup sederhana. Tak tecermin tampang seorang bos dari perusahaan beromzet lebih dari Rp 1 miliar per bulan.


Itulah penampilan sehari-hari Hendy Setiono, Presdir Kebab Turki Baba Rafi Surabaya. Oleh majalah Tempo edisi akhir 2006, dia dinobatkan sebagai salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Tentu, sebuah pengakuan yang membanggakan bagi Hendy. Apalagi, bisnis yang dia geluti tergolong bisnis yang tak akrab di telinga. Usianya pun masih 23 tahun! Wow, masih sangat muda untuk seorang bos yang memiliki 100 outlet di 16 kota di Indonesia.

Dengan ramah, pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983, tersebut mempersilakan Jawa Pos masuk ke kantornya di Ruko Manyar Garden Regency, kawasan Nginden Semolo. “Biasanya saya masuk kantor agak siang. Tapi, karena hari ini ada janji dengan Anda, saya agak meruput datang ke kantor,” ujar Hendy mengawali perbincangan.

Ketika itu, jarum jam sudah menunjuk pukul 11.00. Bagi Hendy, pukul 11.00 masih terbilang pagi karena biasanya dirinya baru masuk kantor lebih dari pukul 12.00.
Dia lalu menceritakan awal mula bisnis kebab yang digelutinya tersebut. Kebab adalah makanan khas Timur Tengah (Timteng) yang dibuat dari daging sapi panggang, diracik dengan sayuran segar, dan dibumbui mayonaise, lalu digulung dengan tortila. Sebenarnya, kebab banyak beredar di Qatar dan negara Timteng lainnya.

Namun, kata Hendy, kebab paling enak adalah dari Istambul, Turki. Karena itu, dia menggunakan “trade mark” Turki untuk menarik calon pelanggan.
Hendy mengisahkan, pada Mei 2003, dirinya mengunjungi ayahnya yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar. Selama di negeri yang baru sukses melaksanakan Asian Games itu, dia banyak menemui kedai kebab yang dijubeli warga setempat. Lantaran penasaran, Hendy yang mengaku hobi makan itu lantas mencoba makanan yang lezat bila dimakan dalam kondisi masih panas tersebut. “Ternyata, rasanya sangat enak. Saya tak menduga rasanya seperti itu,” ungkap sulung dua bersaudara pasangan Ir H Bambang Sudiono dan Endah Setijowati tersebut.

Tak hanya perutnya kenyang, saat itu di benak Hendy langsung terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya, selain belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan Timteng yang menyebar di berbagai kota.

“Orang Indonesia juga banyak yang naik haji atau umrah. Biasanya, mereka pernah merasakan kebab di Makkah atau Madinah. Nah, mereka bisa bernostalgia makan kebab cukup di outlet saya,” jelasnya.
“Makanya, selama di Qatar, saya juga memanfaatkan waktu untuk berburu resep kebab. Saya mencarinya di kedai kebab yang paling ramai pengunjungnya,” jelas Hendy yang beristri Nilamsari, 23, dan kini sudah dikaruniai dua anak, Rafi Darmawan, 3, dan Reva Audrey Zahifa, 2, tersebut.

Begitu tiba kembali di Surabaya, dia langsung menyusun strategi bisnis. Yang pertama dilakukan adalah mencari partner. Dia tidak ingin usahanya asal-asalan. Dia kemudian bertemu Hasan Baraja, kawan bisnisnya yang kebetulan juga senang kuliner. Awalnya, mereka sengaja melakukan trial and error untuk menjajaki peluang bisnis serta pangsa pasarnya.
“Ternyata, resep kebab dari Qatar yang rasa kapulaga dan cengkehnya cukup kuat tidak begitu disukai konsumen. Ukurannya pun terlalu besar. Makanya, kami memodifikasi rasa dan ukuran yang pas supaya lebih familier dengan orang Indonesia,” katanya.

September 2003, gerobak jualan kebab pertamanya mulai beroperasi. Tepatnya di salah satu pojok Jalan Nginden Semolo, berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya.
Mengapa gerobak? Hendy mempunyai alasan. “Membuat gerobak lebih murah daripada membuat kedai permanen. Tidak perlu banyak modal. Gerobak pun fleksibel, bisa dipindah-pindah,” ujarnya.

Soal nama kedainya Baba Rafi, dia mengaku terinspirasi nama anak pertamanya, Rafi Darmawan. “Diberi nama Kebab Pak Hendy kok tidak komersial,” katanya lalu tergelak.
Saat itulah terlintas di benaknya nama si sulung, Rafi. “Kalau dipikir-pikir, pakai nama Baba Rafi, lucu juga rasanya. Baba kan berarti bapak, jadi Baba Rafi berarti bapaknya Rafi.”
Mengawali sebuah bisnis memang tidak mudah. Apalagi untuk meraih sukses seperti sekarang. Suka duka pun dirasakan calon bapak tiga anak itu. “Misalnya, uang berjualan dibawa lari karyawan. Banyak karyawan yang keluar masuk. Baru beberapa minggu bekerja sudah minta keluar,” ungkapnya.
Bahkan, pernah suatu hari, karena tak mempunyai karyawan, Hendy dan istri berjualan. Hari itu kebetulan hujan. Tak banyak orang membeli kebab. Makanya, pemasukan pun sedikit. “Uang hasil berjualan hari itu digunakan membeli makan di warung seafood saja tak cukup. Wah, itu pengalaman pahit yang selalu kami kenang,” ujarnya.

Tak ingin setengah-setengah dalam menjalankan bisnis, lulusan SMA Negeri 5 Surabaya tersebut akhirnya memutuskan berhenti dari bangku kuliah pada tahun kedua. “Saya OD alias out duluan. Tapi, saya tidak menyesal meninggalkan bangku kuliah untuk membangun usaha,” tegas Hendy yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik Informatika ITS tersebut.
Keputusan dia untuk meninggalkan bangku kuliah guna menekuni bisnis kebab tersebut sempat ditentang orang tuanya. Mereka ingin Hendy menjadi orang kantoran seperti ayahnya. Karena itu, ketika dia meminta bantuan modal, orang tuanya menganggap bisnis yang akan dilakoni tersebut adalah proyek iseng. “Mereka pikir saya tidak serius pada bisnis itu. Dalam hati, saya ingin membuktikan kepada bapak dan ibu bahwa kelak saya pasti berhasil,” jelasnya.

Yang luar biasa, kesuksesan bisnis Hendy tak perlu waktu lama. Hanya dalam 3-4 tahun, dia berhasil mengembangkan sayap di mana-mana. Bahkan, hingga pengujung 2006, pengusaha muda tersebut mencatat telah memiliki 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang tersebar di 16 kota di Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tapi juga di Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Ke depan, Hendy berencana mengembangkan usahanya itu ke luar negeri. Dua negara yang diincar adalah Malaysia dan Thailand. “TV BBC London dan majalah Business Week International pernah meliput usaha saya tersebut. Setelah itu, ada orang yang menawari saya membuka outlet di Trinidad & Tobago serta Kamboja,” jelasnya.
Sukses bisnis kebab waralaba Hendy itu juga menghasilkan berbagai award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) 2006 yang diberikan menteri koperasi dan UKM. Hendy juga ditahbiskan sebagai ASIA’s Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006. Untuk meraih award tersebut, dia bersaing dengan 20 kandidat pengusaha lain dari berbagai negara di Asia.

Pria kalem itu juga mendapatkan penghargaan Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad Ke-21 yang dianugerahkan Profesi Indonesia. Kemudian, penghargaan Enterprise 50 dari majalah SWA untuk 50 perusahaan yang berkembang dalam setahun terakhir. Serta, di pengujung 2006, majalah Tempo menobatkan Hendy menjadi salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang mengubah Indonesia.
Apa yang akan dilakukan Hendy selain mengembangkan usahanya ke mancanegara? Tampaknya, dia ingin seperti raja komputer, Bill Gates. “Saya belajar dari para pengusaha sukses. Salah satunya, Bill Gates. Dia bisa mendirikan kerajaan Microsoft, meski tidak tamat sekolah. Jadi, intinya, untuk menjadi orang sukses, tidak harus memiliki gelar akademis dan indeks prestasi (IP) tinggi,” tegasnya lalu tertawa. []

bisnis busana muslim

Yessi Riscowati,Pionir Bisnis Busana Muslim

Adalah Ibu Yessi Riscowati, istri dari Hefzi Zainuddin, yang memulai usaha pakaian muslim, dari kerudung hingga perlengkapan sholat. Bisnis itu tidak asing bagi Ibu Yessi karena orang tuanya pun menjalani bisnis perlengkapan haji di Asrama Haji, Pondok Gede. Saat itu, Ibu Yessi berbisnis sambil menanti kelahiran putra pertamanya, Alzipco Hefzi. Tak dinyana, usahanya berkembang pesat dan dia mulai mendapat banyak pesanan. Dibelilah satu mesin jahit dan mempekerjakan satu orang tukang jahit. Alhamdulillah, Allah menitipkan rezeki berlimpah kepadanya hingga bisnisnya berkembang pesat. Ibu Yessi kemudian meluncurkan produk dengan nama Ziko, sesuai dengan nama anaknya. Produk itu bertahan selama dua tahun karena prospek yang kurang cerah. Setelah dievaluasi, nama Ziko yang terdengar aneh pun diganti dengan Ranti.


Ranti dan Konsep Muslim Family

Nama Ranti ternyata diambil dari nama putri Ibu Yessi, yaitu Rizanti Hefzi, yang artinya “rezeki anak ketiga”. Ibu Yessi memang pernah mengalami keguguran saat kehamilan pertamanya. Setelah Ranti disematkan pada produknya, usaha Ibu Yessi berkembang sangat pesat. Selain karena pada waktu itu (periode 1980-an) belum banyak pesaing di bisnis busana muslim, Ranti juga jadi pionir karena keunggulan produknya yang menggunakan aplikasi, organdi, sutera, bordiran, serta payet. Tak hanya itu, Ranti juga meluncurkan konsep Muslim Family dengan tagline: SATU AQIDAH, SATU KELUARGA, SATU BUSANA. Konsep ini dinilai manjur dalam menanamkan kembali brand Ranti di masyarakat sebagai pelopor busana muslim.

Sebagai perluasan marketing dan segmentasi, Ranti dalam waktu dekat juga meluncurkan produk untuk remaja dengan nama ALETA, serta produk baju koko dengan nama El-Yusuf dan El-Fatih. Segmentasi Aleta adalah kaum muslimah remaja yang senang bergaya dengan harga ekonomis. Sementara El-Yusuf dan El-Fatih adalah produk baju koko yang dipasarkan dengan cara berbeda, yaitu lewat keagenan dan outlet atau di departemen store.

Merangkak Saat Diterpa Krisis

Salah satu kunci kekuatan dari bisnis yang sukses adalah mampu bertahan saat krisis menerpa. Begitu pula saat krisis melanda Indonesia medio tahun 1990-an dan 2000-an, Ranti juga terkena dampaknya. Pengurangan pegawai dilakukan karena ketatnya harga dan persaingan yang juga semakin memanas. Untuk tetap keep on the track, Ranti pun mengikuti program business coach pada tahun 2007 hingga sekarang dengan harapan dapat kembali menajamkan strategi bisnisnya. Hasilnya pun luar biasa, evaluasi saat krisis membawa Ranti pada perbaikan manajemen dan penguatan brand di masyarakat.

Ranti yang segmentasi pasarnya adalah muslimah dewasa kalangan menengah ke atas tetap mendapat tempat di hati masyarakat apalagi setelah beberapa artis menjadi ikonnya, sebut saja: Ulfa Dwiyanti dan Gunawan. Penggunaan artis sebagai brand imej Ranti tidak murni faktor kesengajaan, melainkan adapula faktor pertemanan dan hubungan baik, seperti artis Ulfa Dwiyanti yang merupakan sahabat dari Ibu Yessi sehingga meminta untuk dibuatkan gaun pengantin saat pernikahannya. Sejak tahun 2008 hingga kini, Gunawan dan keluarga masih menjadi brand imej Ranti yang mengusung konsep Muslim Family. Walhasil, segmen peminat Ranti semakin luas dengan adanya konsep Muslim Family tersebut karena setiap keluarga muslim dapat memenuhi kebutuhan pakaian muslimnya di Ranti, mulai dari kakek-nenek, orang tua, anak-anak, hingga adik bayi.

Foto Gratis dan Jadi Model Ranti

Bagi member Ranti, banyak fasilitas yang didapatkan, antara lain: dapat menjadi model Ranti dengan foto keluarga gratis di studio Ranti. Ya, Ranti menyediakan foto keluarga gratis dengan mengenakan produk Ranti yang nantinya akan dipajang di berbagai showroom Ranti di seluruh Indonesia. Selain bisa mendadak jadi model, member Ranti juga mendapatkan potongan harga 15% serta diundang dalam berbagai acara yang digelar Ranti, bahkan ke depannya juga dapat digunakan di merchant yang bekerja sama dengan Ranti.

Anda yang tertarik untuk melihat koleksi produk Ranti dapat menjumpai Ranti di berbagai showroom, ruko, dan outlet Ranti. Ruko Ranti terdapat di Rawamangun, para member dapat menikmati layanan mushola dan aula di ruko ini. Sementara itu, showroom Ranti terdapat di berbagai mal, yakni di Cibubur Junction, Margo City Depok, Pejaten Village, Arion Plaza, Metropolitan Mall Bekasi, Bandung Indah Plaza, Duta Mall Banjarmasin, dan akan hadir di Gandaria City serta di Surabaya dan Makassar. Selain itu, outlet Ranti dapat ditemui di Matahari dan Yogya Departemen Store.

Harga produk pakaian muslim Ranti yang dijual di pasaran berkisar Rp700 ribu—Rp2 juta, angka itu sebanding dengan proses produksi yang berkualitas yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga profesional di Head Office Ranti: Jalan Raya Hankam No. 12, Pondok Gede, Bekasi, telp. 021-848 7026. Tak heran, dengan pasar yang loyal serta strategi bisnis yang tajam, Ranti mampu mentargetkan omset sebesar Rp1,5—Rp2 milyar per bulan. (ind)

pedagang tahu



Pedagang tahu beromzet jutaaan

RODA kehidupan memang berputar. Kesabaran, ketekunan, kerja keras,dan pantang menyerah menjadi modal utama seorang pedagang tahu keliling yang kini menjadi bos pabrik yang memproduksi bahan makanan beromzet jutaan rupiah.

Adalah Acim Artasin (45) yang pertama kali menginjakkan kakinya di Jakarta, tepatnya di daerah Kebayoran Lama, sekira 1971 silam. Ketika itu, dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Kedatangannya di Jakarta langsung membawanya mengenal acara berdagang di pasar tradisional. Akhirnya, sembilan tahun kemudian, Acim mulai menggeluti proses jual beli bahan makanan. Berdagang tahu menjadi pilihan pekerjaan baginya. Bisnis keluarga menjadi salah satu latar belakang Acim untuk ikut serta memasarkan tahu dengan sasaran rumah tangga. Mulailah Acim berdagang tahu keliling yang kala itu keuntungan yang didapatnya tidak lebih dari seratusan ribu rupiah per hari.

Meskipun setiap harinya Acim harus berjalan menyusuri jalan di bawah terik matahari, dia melakukannya untuk kehidupan yang diyakini akan lebih baik. ”Sambil berjualan keliling kompleks perumahan, saya juga mulai mengumpulkan modal untuk usaha,” ujar Acim saat ditemui harian Seputar Indonesia (SINDO) di pabrik tahu miliknya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Kesabaran, ketekunan, dan kerja keras tanpa mengeluh ternyata membuahkan hasil. Setelah lebih kurang 19 tahun berjualan tahu keliling, modal yang dikumpulkan Acim pun mulai menumpuk. Tidak banyak memang,namun bisa membuat pekerjaannya sedikit lebih ringan. Minimal, dengan modal yang dia punya, bisa membuatnya berjualan tahu di pasar tradisional tanpa harus keliling.

Tahun 2000 mulailah Acim memasarkan tahunya di pasar tradisional. Meskipun sudah berjualan di pasar, Acim tidak berhenti mengumpulkan dana untuk memajukan usahanya. Tiga tahun lamanya di berjualan di pasar, peluang membesarkan usahanya nampak di depan mata. ”Awal 2003, ada pengusaha pabrik tahu yang bangkrut dan menawarkan saya untuk membeli pabrik dan alat-alat produksinya. Kesempatan itu langsung saya ambil,” ucapnya mengenang. Sebuah pabrik pengolahan tahu yang berdiri di atas tanah seluas 100 meter persegi menjadi titik balik perjalanan usaha Acim yang lebih besar. Untuk memulai menjadi seorang bos industri pengolahan bahan makanan, Acim tentu harus merogoh kantong lebih dalam.

Untuk membeli bangunan pabrik pengolahan, dibutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni berkisar Rp9 juta. Sementara untuk membeli perabotan dan beberapa alat produksi pengolahan tahu seperti mesin uap,tungku air,dan lainnya, Acim membutuhkan dana minimal Rp7 juta. Tentu saja dana tersebut lumayan besar di mata Acim. Namun, tekadnya sudah sebesar gunung untuk mengambil kesempatan ini dan bisa memulai bisnis dengan keuntungan yang cukup menjanjikan di kemudian hari. Dua tahun kemudian, Acim memutuskan menjalankan bisnis ini. Awal tahun 2005, Acim memberanikan diri meminjam modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp35 juta yang untuk membeli lahan pabrik dan bangunannya beserta peralatan pengolahan tahu.

”Harga tanah sendiri sudah sangat mahal sekitar Rp50 juta, tapi bisa dicicil.Jadi pinjaman dari bank bisa untuk memulai usaha sambil menabung untuk melunasi utang tanah dan utang ke bank,” jelasnya. Sadar tidak mampu menjalankan industri pengolahan makanan seorang diri, Acim merekrut tujuh tenaga kerja yang sudah terampil dalam menjalankan mesin pengolahan maupun yang masih baru. Bahkan,dia pernah mempekerjakan 20 orang sekaligus. Namun, jumlah tersebut tidak bertahan lama.Kini,di pabrik kecil miliknya itu, dia mempekerjakan sedikitnya sembilan tenaga kerja.

Acim menceritakan, pada awalnya, industri pengolahan tahu miliknya hanya mampu memproduksi sedikitnya 1 kuintal tahu per hari yang kemudian didistribusikan ke pasar tradisional di daerah Ciputat dan sekitarnya. Menurutnya, tidak banyak keuntungan atau omzet yang diperolehnya pada masa awal menjalankan bisnis ini. ”Paling besar keuntungan per hari hanya Rp300.000. Itu pun sudah dikurangi dengan belanja bahan dasar pembuat tahu dan upah pekerja di sini,” paparnya. Optimisme terpancar dalam diri Acim. Meskipun kondisi awal tidak menguntungkan dan jauh dari ekspektasinya, dia tetap yakin bisnis yang dijalankan akan membawanya pada kehidupan yang lebih baik.

Optimisme yang tinggi membawanya bekerja lebih keras. Alhasil, perlahan tapi pasti, pabrik miliknya mulai berkembang. Acim bukanlah orang pertama yang memiliki pabrik pengolahan tahu di daerah Ciputat dan sekitarnya. Kerasnya persaingan dan kualitas bahan makanan jadi yang diolah di pabrik dan dipasarkan di pasar tradisional membuat Acim tidak boleh menyerah. Alhasil,kini pabrik pengolahan tahu miliknya mampu memproduksi sedikitnya 6 kuintal tahu per hari untuk dipasarkan di rekanannya di pasar Ciputat dan sekitarnya. Lebih dari 1.000 tahu putih ukuran besar dan 790 tahu ukuran kecil yang biasanya dikonsumsi di rumah tangga dihasilkan dari pabrik kecil miliknya. Tentu saja, kuantitas ini harus dibayar cukup mahal.

Biaya produksi dalam sehari mencapai Rp5 juta. Biaya itu tidak hanya dipergunakan untuk membeli bahan dasar pengolahan tahu, biaya proses pengolahan,dan upah bagi para pekerjanya. Jika sehari saja biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp5 juta,maka selama kurun waktu satu bulan, dana sebesar Rp150 juta harus dikeluarkan untuk memproduksi tahu-tahu berkualitas dan bergizi tinggi. Keuntungan yang didapatnya pun terbilang sudah cukup besar baginya. Jika pada awalnya hanya meraup keuntungan Rp300.000 per hari, kini omzetnya jauh di atas itu. Sayangnya, dia enggan menyebutkan omzet yang didapatnya kini.

”Yang jelas bisa untuk menutupi biaya produksi dan bisa membayar cicilan utang ke bank,” katanya sambil tersenyum. Untuk mendistribusikan hasil pengolahannya, Acim juga memiliki sebuah mobil operasional berjenis pikap yang siap mengantarnya ke pasar tradisional setiap malam. Salah satu kebanggaannya dengan bisnis ini, Acim sudah berhasil mengantarkan anaknya menjalani proses pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung.

Setiap usaha menuju kesuksesan kerap menemui hambatan. Begitu pula yang terjadi pada bisnis industri pengolahan bahan makanan yang dirintis Acim.

Langkahnya menapaki dunia usaha tidak berjalan mulus. Insiden kebakaran yang melanda pabrik tahu miliknya adalah duka terdalam selama dia menjalankan bisnis ini. Amukan si jago merah pada 2005 silam membumihanguskan seluruh bangunan pabrik tahu beserta isinya. Beruntung, rumah tinggalnya yang persis berdampingan dengan pabrik itu tidak ikut habis terbakar. ”Semua ludes dan tidak bersisa. Yang tersisa hanya pakaian yang menempel di badan saja. Ini cobaan terberat selama saya menjalankan usaha ini,” kenang Acim. Kebakaran yang terjadi lima tahun silam bermula karena mampetnya minyak tanah dalam tungku sehingga membuat api di tungku uap membesar dan melahap seluruh barang di dalamnya.

Kerja keras Acim pun seolah habis tidak bersisa. Akibat insiden amukan si jago merah tersebut, Acim mengalami kerugian sekitar Rp100 juta,angka yang cukup besar baginya. Pascakebakaran,tentu saja semua harus dimulai dari awal lagi. Acim mulai mengumpulkan modal untuk melanjutkan usahanya. Acim pun menggadaikan mobil operasional miliknya untuk mendapatkan dana Rp35 juta. ”Waktu itu tidak berutang lagi karena dibantu oleh saudara-saudara saya yang menyumbangkan barang-barang berharga untuk modal saya.Dari saudara-saudara,saya dapat Rp30 juta,”papar Acim. Tidak mau menyerah dengan keadaan, Acim mulai merangkai kembali usahanya.Tragedi kebakaran tersebut justru semakin memperbesar usahanya.

Bangunan pabrik yang semula hanya 100 meter persegi kini diperlebar hingga menjadi 200 meter persegi.Bangunan pabrik miliknya terlihat lebih luas dan bisa dipergunakan untuk memaksimalkan produksi tahu.Selain itu,dia juga berhasil menebus kembali mobil operasional yang digadaikan untuk memulai usaha pascakebakaran. Bahkan, kini Acim sudah terlihat lebih maju beberapa langkah. Pada sepetak lahan di depan pabriknya, terparkir sebuah mobil keluarga. Meskipun dibeli dengan mencicil Rp4,5 juta per bulan, mobil itu seolah menjadi bukti keberhasilan kerja keras Acim

pisang ijo

Riezka Rahmatiana,Inspirasi pisang ijo

Jasmine memang berarti melati. Dalam plesetan yang dibuat perempuan Riezka Rahmatiana (23), kata ”jasmine” diubah menjadi ”JustMine” untuk mengangkat penganan tradisional pisang ijo asli Makassar ke masyarakat. Bahkan, pisang ijo ini dijadikan peluang usaha waralaba.

Mirip semerbak keharuman bunga melati, gadis kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 26 Maret 1986 ini mengawali usaha kecilnya pada saat duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung. Kini, kartu namanya sudah tertulis Riezka Rahmatiana sebagai Presiden Direktur ”JustMine”.
Semangat kewirausahaan, begitulah yang mengawali Riezka. Awalnya, kata Riezka, adalah kesumpekan. Banting tulang orangtuanya dalam mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anak, mendasari pikiran Riezka untuk berupaya agar dia bisa berdiri di atas kakinya sendiri.
Orang tua bekerja sejak pagi hingga larut malam. Hasil banting tulang seharian dilakukan untuk meraih gaji. Kemandirian wirausaha itulah yang secara diam-diam tumbuh dalam diri Riezka.

”Saya tidak mau menyusahkan orangtua. Berbekal modal awal Rp 13,5 juta, tahun 2007 bisnis makanan pisang ijo yang segar mulai menjadi pilihan untuk dipasarkan di Kota Bandung,” kata Riezka.

Ketika mengambil keputusan berwirausaha di sela-sela kuliahnya, anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku mendapat larangan keras dari orangtuanya. Mereka menganjurkan dia agar mencari pekerjaan yang aman.

Riezka pun menuturkan jatuh dan bangunnya mencicipi aneka pekerjaan di sela-sela kuliahnya. Mulai dari menjadi anggota jaringan pemasaran alias multi level marketing (MLM), penjual pulsa telepon seluler, hingga menjajal bekerja di sebuah kafe. Dari sebagian menyisihkan penghasilan bekerjanya selama itulah, Riezka memulai usaha pisang ijo khas Makassar.

Tanggal 16 Maret 2009 menjadi momentum perjalanan wirausahanya. Riezka memang belum pernah ke Makassar, tetapi ketekunannya mencari penganan tradisional dan kemauannya untuk belajar memproduksi pisang ijo itulah menjadi modal dasarnya. Tanya-tanya resep pun terus dilakukannya.

Pisang dipandang sebagai bahan baku yang relatif murah dan selalu mudah diperoleh di pasar. Hanya dengan dibalut adonan tepung beras yang diberi warna hijau, sajian khas ini bisa mulai dipasarkan dengan nama tren Pisang Ijo.

Dari sanalah kreativitas Riezka bermunculan. Dari sajian pisang ijo orisinal, Riezka mengembangkannya dengan aneka rasa, seperti pisang ijo vanila, stroberi, coklat, dan durian. Semangkok pisang ijo yang disiram sedikit cairan fla yang gurih akan menjadi bertambah segar apabila ditambah pecahan es batu. Apalagi, kreativitasnya dilakukan dengan menambahkan serutan keju dan mesis coklat.

Penghasilan tak terbatas

Dorongan menjadi entrepreneur terjadi justru ketika Riezka membaca buku berjudul Cashflow Quadrant bahwa tidak ada karyawan yang bisa memperoleh penghasilan tak terbatas.

Benarkah hipotesis tersebut? Riezka membuktikan lewat ketekunannya. ”Kalau orang atau setidaknya orangtua saya bekerja dari pagi hingga malam, untuk pada akhirnya mencari penghasilan, saya justru sebaliknya. Kita semestinya tidak bekerja mengejar penghasilan, tetapi biarlah uang mendatangi kita,” ujar Riezka yang akhirnya mewaralabakan usahanya itu.

Dari usaha kecilnya ini, Riezka membuka peluang berinvestasi dengan sistem waralaba. Alhasil, dari satu gerai, kini ada 10 pewaralaba pisang ijo yang tersebar, terutama di kota Bandung, Jawa Barat.

Pemilihan mitra pun dilakukan selektif karena visi yang diemban adalah ”Kepuasan konsumen adalah kepuasan kami. Kesuksesan mitra adalah kesuksesan kami.” Pemilihan gerai bukan sekadar melihat berkas yang diajukan calon mitra, apalagi uang waralaba yang disiapkan mitra.

Melalui penelitian lokasi pasar, Riezka berani mengambil keputusan diterima atau tidaknya seorang mitra. Dia pun memprediksi, besarnya potensi pasar terhadap produknya di lokasi tertentu.

”Sasarannya tetaplah mahasiswa. Karena itu, lingkungan kampus menjadi target lokasi,” kata Riezka.

Bersama sahabatnya, Erwin Burhanudin, Riezka membangun sistem waralaba. Mereka pun mengaku tidak ingin gegabah memperoleh sebanyak-banyaknya pewaralaba. Kapasitas produksi tetap harus menjadi acuan usahanya.

Cepat atau lambat, Riezka yang murah senyum kini sudah mulai menuai hasil. Enam karyawannya ikut bekerja keras menunjang usaha waralabanya dengan memproduksi sekitar 500 porsi setiap harinya.

Soal keuntungan, pokoknya sangat menggiurkan. Sebagai wirausaha muda yang berhasil masuk sebagai finalis tingkat nasional Wirausaha Muda Mandiri 2008, Riezka hanya berharap, setitik perjalanan hidupnya bisa memberikan napas kehidupan masyarakat sekitarnya.

Jumat, 26 Oktober 2012

kisah 18 thun


Inilah Kisah Pengusaha Sukses yang Berusia 18 Tahun

INilah.. Kisah Pengusaha Sukses yang Berusia 18 Tahun

Bisnis aneka minuman cepat saji kian mengalir. Mulai mengusung merek pribadi hingga waralaba (franchise). Bahan dasarnya bisa susu, cincao, teh, sinom alias jamu, buah, hingga yang serba racikan sendiri. Bisnis teh kemasan siap saji misalnya, banyak diminati lantaran keuntungan yang diperoleh cukup besar, cara pembuatannya juga tak sulit.
Meracik teh yoghurt kini menjadi andalannya. Padahal, Victor Giovan Raihan, pelajar 18 tahun ini, semula hanya iseng-iseng saja membuat minuman yang memadukan teh dan susu fermentasi ini. Hasilnya, minuman olahannya ternyata memiliki banyak penggemar.
“Modal awalnya Rp 3 juta dengan meminjam dari orangtua sekitar 2010. Saat ini per outlet paling apes menghasilkan Rp 2 juta per bulan. Outlet lain yang ramai bisa lebih dari itu,” aku pemilik merek Teh Kempot ini.
Ide menamai Teh Kempot berasal dari cara orang minum teh kemasan dengan sedotan, jika teh terasa enak dan hampir habis pasti orang akan terus menyedot hingga bentuk pipinya kempot. Begitu kira-kira harapan Victor menjadikan teh yoghurt berasa paling yummy.
Sulung dua bersaudara yang bersekolah di SMA Negeri 1 Kepanjen ini memiliki 10 outlet yang dikelola sendiri dan 17 outlet yang dikelola oleh mitranya. Bermitra dengannya cukup bayar Rp 3,5 juta dan akan mendapatkan 1 paket booth (gerobak), alat masak dan 100 cup (gelas kemasan) pertama. Dua mitra diantaranya ada di Jakarta dan Palembang, lainnya tersebar di Kota Malang.
“Saya belum berani menjual hak dagang secara franchise karena masih sangat pemula. Jujur saja bisnis teh kemasan siap saji ini marjin keuntungannya bisa 350 persen. Kalau kuliner seperti, Bakso Mercon yang sedang saya kelola, marjin keuntungannya hanya 100 persen,” lanjut putra pasangan Sri Winarsih dan Bambang Hermanto.
Victor memang lebih dulu mengelola bisnis bakso, ketimbang teh yoghurt. Outlet baksonya baru ada lima, kesemuanya ada di Malang. Tahun ini, ia berencana nambah lima outlet. Bisnis yang dikelolanya ini belakangan berkembang ke minuman. Alasannya sederhana, kalau orang makan bakso pasti butuh minum.
“Saya coba beli daun teh setengah matang dari pemasok, saya kelola sendiri lalu saya mix dengan yoghurt (susu fermentasi). Ada rasa lemon tea, stoberi, dan cokelat,” ujar pria yang bermukim di Jl Panji II Kepanjen ini.
Per kemasan atau segelas teh yoghurt ukuran 250 ml dijual seharga Rp 2.000-2.500. Jumlah karyawan yang bekerja padanya kini tak kurang dari 50 orang, termasuk untuk outlet bakso dan teh yoghurt.
Setiap harinya, ia bisa menghabiskan 20 kg daun teh kering untuk diproduksi atau menjadi 70 gelas. Gula yang dibutuhkan 4 kg per outlet per hari. Sedangkan kebutuhan daging untuk bakso sekitar 20 kg per hari.
“Usaha bakso tetap akan jadi core business saya karena omzetnya besar. Kalau teh hanya sampingan. Ke depan, saya akan tambah mitra di kota-kota besar, seperti Surabaya dan Sidoarjo,” lanjut Victor.
Ia mengaku, jalan yang ia tempuh dari hasil kerja kerasnya kini membawa keberuntungan yang luar biasa di usianya yang masih belia. “Saya tidak tahu jika dulu saya mengikuti anjuran ayah untuk sekolah di kepolisian apa ‘omzet’nya akan sebesar ini. Keluarga besar saya semua di jalur angkatan bersenjata. Tapi saya tidak minat mengikuti jejak tersebut,” yakinnya.
Untuk perluasan usaha, Victor masih enggan mengajukan kredit kemana-mana. Pakai modal pribadi dan pinjam orangtua masih memungkinkan. “Toh bapak saya dapat fasilitas kredit dari bank, yakni kredit kepolisian. Saya pinjam dari situ juga,” pungkasnya.


Sumber -> http://www.putunik.com/inilah-kisah-...-18-tahun.nick

nur handiah



Nur Handiah, Berbekal Kreatif dan Inovatif, Kerajinan Kerang-nya Sukses Tembus Hingga ke Empat Benua

Posted by wirasmada
Jakarta – Jangan anggap sebelah mata produk Industri Kecil Menengah (IKM) buatan Indonesia. Bukan tak mungkin produk IKM bisa mengalahkan produk perusahaan besar. Misalnya produk hiasan kerang asal Cirebon, produk bernuansa etnik ini telah diekspor ke berbagai benua antaralain Eropa, Asia, Afrika hingga Amerika. “Awalnya dari bahan bakunya saja (kerang) diekspor karena ada temannya suami saya dari luar negeri pesan kerang. Saya penasaran buat apa, akhirnya saya nggak mau kirim bahan bakunya saja. Saya buat barangnya,” ungkap Pemilik CV Multi Dimensi Shell Craft Manufacturer and Exporter, Nur Handiah J Taguba kepada detikFinance di acara Trade Expo Indonesia di JIExpo Kemayoran Jakarta, Kamis (18/10/12). Ia menceritakan usahanya dimulai pada tahun 2000, CV ini berdiri di Cirebon di atas lahan seluas 1.000 meter persegi dan mempekerjakan sekitar 60 orang yang diantaranya adalah para tetangganya. “Harganya mulai dari Rp 5000 untuk gantungan kunci, pembatas buku, bunga. Dan yang paling mahal itu Rp 24 juta, itu untuk lampu dan juga ada yang 1 set furnitur yaitu kursi, meja dan cerminnya, lampunya,” paparnya. Saat ini, produk yang ditawarkanpun memiliki inovasi yang lebih maju, mulai dari hiasan, hingga lampu kristal terbuat dari kerang. “Seiring berjalannya waktu, sekarang ada 32.000 m2, kapasitas produksi kita hingga 8 kontainer (per bulan),” katanya. Ia mengatakan, saat ini usaha yang sudah ditekuni sejak 12 tahun lalu ini sudah banyak merambah pasar dunia. Sebut saja negara Eropa seperti Jerman, Spanyol, Italia. Sedangkan untuk pasar Asia, ke Singapura, Jepang, Korea. Timur tengah, Amerika Latin hingga Afrika Selatan menjadi pelanggan produk kerang ini. “Kirimnya 5-6 kontainer (per bulan) untuk ekspor, pasar dalam negeri kita kurang. Kita punya toko di Jogja, Bali, Jakarta dan Cirebon, tapi yang beli tetap turis asing,” jelasnya. Perusahaan milik Nur ini setiap bulan bisa menjual produknya hingga senilai Rp 2 miliar. “Nggak tentu sih, kalau lagi rame bisa sampai Rp 1 miliar lebih. Bisa sampai Rp 2 miliar,” pungkasnya. ( Zulfi Suhendra)
 Sumber: http://m.detik.com/finance/read/2012/10/18/184329/2066485/480/kerang-made-in-cirebon-terbang-hingga-ke-eropa-amerika

Sabtu, 13 Oktober 2012

hukum tajwid

A. Hukum nun mati dan tanwin, terdiri dari :

Contoh : ayat diatas merupakan surat Al-Quran ( QS: Al-Baqarah ayat 145 ), huruf yang diberi warna (merah : izhar halqi), (hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi), ( ungu : iqlab).
1. Izhar Halqi
Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus “jelas” Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti: alif/hamzah(ء), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), dan ha’ (). Izhar Halqi yang artinya dibaca jelas.
Contoh : نَارٌ حَامِيَةٌ
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya’ (ي), maka ia harus dibaca lebur dengan dengung.
Contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.
3. Idgham Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra’ (ر) dan lam (ل), maka ia harus dibaca lebur tanpa dengung.
Contoh: مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.
4. Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi bunyi mim (م).
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna
5. Ikhfa’ haqiqi
Jika nan mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta’(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa’ (ف), qof (ق), dan kaf (ك), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ
B. Hukum mim mati
Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan huruf mim mati (مْ) yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu.
Contoh bacaan diatas diambil dari (QS: Al-Mu’minun :55-59) yang diberi tanda warna  (biru : ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar  syafawi).
Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah :
1. Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)
2. Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
3. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
C. Hukum mim dan nun tasydid
Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
D. Hukum alif lam ma’rifah
Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
- Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah(ء), ba’ (ب), jim (ج), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), fa’ (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha’ (ﮬ) dan ya’ (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
- Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.
E. Hukum idgham
Idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:
- Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
- Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
- Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏ
F. Hukum mad
Mad yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.
G. Hukum ra’
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
* Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:
1. Setiap ra’ yang berharakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
2. Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
3. Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
4. Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
* Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
1. Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
2. Setiap ra’ yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
3. Ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
* Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
H. Qalqalah
Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
- Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
- Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
I. Waqaf (وقف)
Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
- ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya
- ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya
- ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya
- ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
Tanda-tanda waqaf lainnya :
1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3.tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti
5. tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad
6. tanda sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari “Al-washl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan
8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari “Qad yuushalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan
9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti
10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan
11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
12. tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak
13. tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul
14. tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Sebenarnya masih banyak hukum bacaan dan tanda bacaan dalam Al-Quran bila dipelajari memerlukan waktu pemahaman yang cukup lama agar fasih dan benar dalam membaca, melafazkan dan pengucapan harakat (panjang-pendeknya suatu bacaan), tajwid lainnya yang harus dipelajari dan dipahami. Lebih baik lagi apabila mempelajari kitab Iqro (kitab kecil ).

praktikum daun bambu

LAPORAN PRAKTIKUM DAUN


I.PENDAHULUAN
1.1   Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum morfolgi tumbuhan Yaitu :
1.  Untuk Mengetahui ciri-ciri morfologi dan antomi pada daun.
2.  Dapat mengidentifikasi tumbuhan ciri morfologi dan antomi masing-masing.
3.  Dapat mengklasifikan tumbuhan berdasarkan berdasarkan ciri yang tampak.
1.2   Teori
1.2.1 Daun (folium) 
          Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian pada tumbuhan. Bagian batang tempat  duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang. Dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axila). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan Nampak hijau pula.
          Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar. Perbedaan warna ini kita lihat pula bila kita membandingkan warna antara daun yang masih muda dan daun yang sudah dewasa. Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga ungu atau kemerah-merahan. Sedangkan yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau sungguh.
      Daun yang runtuh selalu diganti dengan yang baru. Dan biasanya jumlah daun yang baru terbentuk melebihi daun yang gugur, sehingga pada tumbuhan yang semakin besar kita dapati jumlah daun yang besar pula, sehingga suatu batang pohon Nampak makin lama makin rindang.
1.2.2 Fungsi Daun
   Bentuk daun yang tipis melebar. Warna hijau dan dudknya pada batang yang menghadap keatas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk :
a.    Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) Terutam yang berupa zat gas (Co2)
b.    Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
c.    Penguapan air (transpirasi)
d.    Pernapasan (respirasi)
1.2.3 Bagian-bagian Daun
      Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
a)  Upih daun atau pelepah daun (vagina)
b)  Tangkai daun (petioulus)
c)  Helaian daun (lamina)
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan. Misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal L), pohon pinang (Arecea catechu L) , bambu  ( Bambusa sp)
Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun. Yang kehilanagn satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut diatas. Daun dinamakan daun tidak lengkap.
Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkianan:
a.    Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja: lazimnya disebut daun bertangkai, susunan daun yang demikian itulah paling banyak kita temukan.       Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi. Misalnya: nangka ( Artocarpus integra Merr ) mangga (Mangifera indica L)
b.    Daun terdiri atas upih dan helaian. Daun yang demikian ini disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada tumbuhan yang tergolong suku  rumput. Misalnya padi (Oryza sativa L), jagung (Zea mays L) dll.
c.    Daun hanya terdiri atas helaian saja, Tanpa upih dan tangkai. Sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang demikian susunannya dinamakan daun duduk (sesissilis). seperti dapat kita lihat pada biduri (Calotropis gigantean R.Br). daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya. Hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau memeluk batang. oleh sebab itu juga dinamakan: daun memeluk batang, (amplexicaulis) seperti terdapat pada tempeyung (Sonchus oleraceaus L). Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
d.    Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, dinamakan: filodia, seperti terdapat di pohon Acacia yang berasal dari Australia, misalnya: Acacia auriculiformis A. Cunn.
Selain bagian-bagian tersebut di atas dan kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi, daun pada suatu tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara lain berupa:
1.    Daun penumpu (stipula), yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil, yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun umumnya berguna untuk melindungi. kuncup yang masih muda, Ada kalanya daun penumpu itu besar dan lebar seperti terdapat pada kacang kapri (Pisum sativum L). Daun penumpu ada yang mudah sekali gugur seperti misalnya pada pohon nangka (Artocarpus integra Merr). tetapi ada pula yang tinggal lama dan baru gugur bersama-sama daunnya. Misalnya pada mawar (Rosa sp). Menurut letaknya daun penumpu dapat dibedakan dalam:
a.    Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun. Disebut: daun penumpu bebas (stipulae liberae) terdapat misalnya pada kacang  tanah (Arachis hypogeal L).
b.    Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp).
c.    Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula axillaris atau stipula intrapetiolaris).
d.    Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma).
e.    Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan. Misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrofila L). Daun penumpu yang demikian ini dinamakan: daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris).
2.    Selaput bumbung (ocrea atau ochrea). Alat ini berupa selaput tipis yang menyelugungi pangkal suatu ruas batang. Jadi terdapat di atas suatu tangkai daun. Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang, terdapat antara lain pada Polygnumsp.
3.    Lidah-lidah (ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas anatara upih dan helaian daun pada rumpu (Graminae). Alat ini berguna untuk berguna untuk mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih daun. Sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
      II.METODOLOGI
 
2.2 Bahan
   A.    Daun jagung (Zea mays L)
B.    Daun Bambu (Bambusa multiplex (lour) Raeuschel)
C.   Daun nangka (Artocarpus integer Merr)
D.   Daun kelor  (Maringe olifera Lam)
E.    Daun mangga (Mangifera indica L)
F.    Daun pandan wangi (Pandanus amaryiifolius Roxb)

2.3 Cara kerja  
   
a.    Menyiapkan alat yang diperlukan saat praktikum  dan memastikian bahwa peralatan yang digunakan dalam berfungsi normal
b.    Siapkan daun tanaman jagung, bambu, nangka, kelor, Mangga, dan daun pandan  diatas meja.
c.    Kemudian gambarlah tanaman tersebut sesuai dengan bentuk morfologi dan  anatomi daunnya.
d.    Pisahkan daun-daun tersebut sesuai dengan ciri morfologinya dan anatominya masing-masing.
e.    Lalu tempel batang tanaman tersebut pada buku gambar
f.     Bandingkan ciri-ciri morfologi daun pada tanaman tersebut.
                               III.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1 Jagung (Zea Mays)
a.    Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Subkingdom     : Tracheobionta
Super Divisi      : Spermatophyta
Divisi                 : Magnoliophyta
kelas                 : Liliopsida
Sub Kelas         : Commelinidae
Ordo                 : Poales
Famili                : Poaceae
Genus               : Zea
Spesies             : Zea mays L
                         
b.    Daun  
Jagung memiliki daun yang tidak lengkap daun terdiri atas upih dan helain saja. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
 
3.1.2 Bambu (Bambusa multiplex (lour) Raeuschel)
a.    Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Subkingdom     : Tracheobionta
Super Divisi      : Spermatophyta
Divisi                 : Magnoliophyta
kelas                 : Liliopsida
Sub Kelas         : Commelinidae
Ordo                 : Poales
Famili                : Poaceae
Genus               : Bambusa
Spesies             : Bambusa multiplex (lour) Raeuschel
                         
b.    Daun  
 Pada daun bambu (Bambusa sp) yang familinya poaceae, warna daun hijau tua, permukaan atas daun kasar, daging daun tipis, ujung daun berbentuk runcing, bangun daun berbentuk memanjang, tulang daun sejajar, tepi daun rata, pangkal daun tumpul, tangkai daun bulat dan berongga, memiliki pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl. Daun bambu merupakan daun yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih dan helaian.
3.1.3 Nangka (Artocarpus integra Merr)
a.    Klasifikasi
Kingdom             : Plantae
Subkingdom       : Tracheobionta
Super Divisi        : Spermatophyta
Divisi                  : Magnoliophyta
kelas                   : Magnoliopsida
Sub Kelas           : Dilleniidae
Ordo                   : Urticales
Famili                 : Maraceae
Genus                : Artocarpus
Spesies              : Artocarpus Integra Merr
b.      Daun
Daun tunggal, tersebar, bertangkai 1-4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5-25 cm, dengan pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak runcing. Daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin. 
3.1.4  Kelor (Moringe oleifera Lam)
a.    Klasifikasi
Kingdom                        : Plantae
Subkingdom      : Tracheobionta
Super Divisi       : Spermatophyta
Divisi                  : Magnoliophyta
kelas                  : Magnoliopsida
Sub Kelas          : dilleniidae
Ordo                  : Cappaerales
Famili                 : Moringaceae
Genus                : Moringa
Spesies              : Moringa oleifera Lam
b.    Daun
Daun bersirip tak sempurna, kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1 cm sampai 3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata. Tangkai daun 1 mm sampai 3 mm.
   
3.1.5 Mangga ( Mangifera Indica )
a.    Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
kelas                : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Sapindalis
Famili              : Anardiaceae
Genus                         : Mangifera
Spesies           : Mangifera indica L
b.    Daun
Mangga termasuk tumbuhan yang memiliki daun yang tidak lengkap karena mangga hanya terdiri tangkai dan helaian saja. Yang lazimnya disebut daun bertangkai. Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).
 
3.1.6 Pandan wangi (Pandanus amaryllfolius Roxb)
a.  Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Subkingdom     : Tracheobionta
Super Divisi      : Spermatophyta
Divisi                 : Magnoliophyta
kelas                 : Liliopsida
Sub Kelas         : Arecidae
Ordo                 : Pandanales
Famili                : Pandanaceae
Genus               : Pandanus
Spesies             : Pandanus amaryllifolius Roxb
b.    Daun
Pandan termasuk tumbuhan yang memilki daun yang tidak lengkap karena pandan hanya memiliki helaian saja. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60 cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergeri